Bukan Yanti Tapi Yanto!

April 15, 2024
adminviaduct

Di suatu pagi yang dingin, aku terbangun oleh suara alarm yang membawa kabar bahwa hari ini adalah hari baru. Namun, semangat untuk melangkahkan kaki dari tempat tidur nampak masih terkungkung dalam rasa malas yang sulit diatasi. Segera aku berusaha mengatasi dengan kerumunan tisu yang berserakan, meskipun pikiranku melayang pada kejadian misterius semalam, di mana hanya rasa menggelitik di perut yang kuingat . Izinkan aku memperkenalkan diriku, Tintin, seorang mahasiswa Hukum di salah satu universitas ternama di Jakarta. Kehidupanku masih terpaut erat dengan orangtua dan satu adik yang selalu mengisi hari-hari dengan kebersamaan. Rutinitasku membawa aku ke kampus, menghadiri kelas, dan kadang-kadang berkesempatan berkumpul dengan teman-teman seperjuangan. Namun, dalam kebosanan rutinitasku, terpendam keinginan kuat untuk memiliki seseorang, seorang wanita yang dapat mengisi hatiku.

Pada pagi itu, aku sedang bercengkarama dengan sahabat baik ku, Roma namanya. Roma, temanku sejak awal kuliah, memiliki daya tarik yang mengagumkan dan mudah menarik hati wanita. Sementara aku, dengan rasa ingin tahu yang tak berkesudahan, bertanya-tanya apakah aku begitu buruk sehingga sulit mendapatkan cinta. Sudah begitu sering kucoba mendekati wanita, namun selalu nihil. Berbagai aplikasi kencan pun telah ku telusuri, mulai dari yang berwarna kuning, biru, dan ungu, namun hasilnya tetap sama, nihil. Roma, sahabat baikku, bahkan memberi nasihat agar tidak pernah menggunakan aplikasi berwarna hijau, kecuali saat benar-benar terdesak. Pertanyaan tentang misteri aplikasi berwarna hijau itu terus menggelayuti pikiranku, membuat rasa penasaran membuncah, dan aku semakin ingin menggantungkannya dalam hidupku yang tak jelas arahnya. Hingga pada saatnya telah tiba, hari itu kelas kuliah telah usai jam sudah menunjukan pukul 4 sore, aku yang masih memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar akhirnya memberanikan diriku untuk melakukan penelusuran kepada aplikasi hijau tersebut.Karena aku masih belum familiar dengan aplikasi ini akhirnya aku minta bantuan Roma yang dengan harapan ia akan membantu mencarikan aku wanita, “Terima beres bos” kata Roma kepada ku, aku hanya bisa pasrah semua takdirku berada di tangan dia. Jam sudah menunjukan pukul 18.00 sudah saatnya aku pulang sudah saatnya juga aku bertemu dengan wanita pilihannya Roma,dengan semangat pun aku buru-buru pulang.Sekitar pukul 20.00 aku bertemu dengan wanita ini, ohh iyaa kuberi nama wanita ini Yanti. Aku dan yanti bertemuu jam 20.00 di tempat yang sudah aku sepakati, rasa penasaran dan deg-degan masih menghantuiku tapi apa boleh buat aku sudah terlanjur melakukan janji tersebut jadi harus aku lakukan.”OMAIGAT” kata itulah yg pertama keluar dari mulutku setelah melihat wujud asli dari yanti kulit yang putih, mata yang besar, rambut yang wangi tak kusangka Roma sangatlah baik kepada ku dia mencarikan aku wanita yang sangat cantik dan sempurna.

Banyak sekali momen-momen canggung, yaa mungkin karena ini pertemuan pertama tak terasa jam sudah menunjukan jam 11 malam sedih rasanya untuk mengakhiri pertemuanku dengannya, karena aku membawa mobil hari ini aku berniat untuk mengantarnya pulang karena rumahnya searah dengan rumah ku. Dibawah gemerlap kota Jakarta aku hanya bisa tersenyum yang sangat mendalam,canda dan tawa kami berbincang di mobil selama perjalanan, tak terasa sudah sampai di depan rumahnya.Yanti mengajak ku masuk ke dalam rumahnya, ”rumah ku sedang tidak ada orang” ujar Yanti dengan tatapan menggoda yaa apa boleh buat ada rezeki nomplok masa ga diambil “hihihi”.Aku masuk ke kamar berdua dengannya yang aku pikirkan hanyalah bercinta dengannya, aku berusaha membuat Yanti agar dapat berkontak mata, sorot mata Yanti membuat aku menatap dengan sayu. Yanti lalu mendekat, mencium bibir ku “cup” Tubuh ku membeku, merasakan sensasi dingin ketika bibirku mengenai bibirnya. Yanti dengan tenang mengendus leherku, aku memekik kerika merasakan perlakuan Yanti. Cumbuan di leherku, serta jilatan maupun kecupan dari Yanti membuat ku terbawa suasana. Kedua tanganku meremas buah dada Yanti yang besar itu. Aku mulai membuka baju Yanti kemudian aku mulai mengisap buah dada Yanti membuatnya mendesah tanpa henti, Sambil aku mengisap buah dadanya aku mengelus kemaluannya namun hal aneh kurasakan “FAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK APA INI!?!?!?!??!!”. Ku jauhkan tubuhku darinya, dan bertanya kepadanya “KAMU SHEMALE?” Yanti menjawab dengan heran “Iya aku kan sudah menulis jenis kelaminku di deskripsi” Astagaaaa! bodohnya aku mengapa aku tidak melihat informasi penting itu, tanpa pikir panjang aku segera pakai bajuku dan kabur cepat-cepat ke mobil, aku sudah tidak peduli walaupun dia sangatlah cantik dan rupawan.

 

Penulis: Samuel Tristan
Thumbnail: Dokumentasi Pribadi

Leave a comment