Keputusan ‘New Normal’: Bijakkah?

July 6, 2020
adminviaduct

Viaductpress.id – Perkantoran, sekolah, pusat perbelanjaan serta tempat ibadah ditutup, Jalanan terlihat lebih sepi dari biasanya,  Pemberlakuan Work From Home (WFH)  yaitu bekerja secara daring dan tak terkecuali  Kegiatan belajar mengajar sekolah atau kampus yang juga secara daring telah dijalankan, walaupun beberapa pekerjaan tidak dapat dan tidak diberlakukan, tetapi mayoritas perkantoran telah menerapkannya. Inilah realita yang kita hadapi beberapa bulan terakhir.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk menekan penyebaran virus covid-19 di tanah air kita tercinta ini, diantaranya adalah ditetapkannya dan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang berlangsung di beberapa daerah. Pada awal pelaksanaan PSBB, Pemerintah memprediksi turunnya kurva dan berakhirnya pandemi Covid-19 di bulan Juni, tetapi apakah prediksi ini benar?

Minggu-minggu awal berlangsungnya PSBB mungkin dirasa menyenangkan oleh masyarakat, tetapi semakin lama berdiam diri di rumah orang-orangpun mulai jenuh dan beberapa diantara mereka melanggar aturan PSBB dengan berkumpul diluar rumah tanpa disertai tujuan yang penting.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memutar otak, hingga akhirnya terbitlah keputusan “New Normal” yakni pembukaan tempat-tempat umum secara perlahan disertai dengan protokol-protokol kesehatan tertentu. New Normal merupakan upaya pemerintah atau skenario pemerintah untuk mempercepat penanganan covid-19 dalam bidang ekonomi dan kesehatan, karena seperti yang kita tahu, banyak masyarakat kurang mampu dan pekerja yang terkena  PHK (Pemutus Hubungan Kerja) mengalami kesulitan untuk setidaknya terpenuhi kebutuhan pangannya dalam masa-masa sulit ini.

Hal ini aktivitas akan berlangsung  dengan syarat protokol kesehatan yang memadai, seperti mencuci tangan dan tetap menjaga jarak antara satu dengan yang lain. Tetapi apakah Pemerintah telah mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi oleh masyarakat?

Beberapa negara yang telah menjalankan pelonggaran restriksi atau pelonggaran pembatasan sosial cenderung memiliki angka penularan yang telah mengecil. Selain dari itu, ada juga beberapa poin yang sebaiknya dipenuhi oleh pemerintah sebelum diterapkannya New Normal, seperti pengurangan kasus, optimalisasi PSBB, infrastruktur untuk mendukung New Normal, dan peningkatan daya tahan tubuh masyarakat.

Walau beberapa tempat umum sudah menyediakan tempat untuk mencuci tangan, tetapi masih ada “PR” yang perlu dikerjakan pemerintah. Berdasarkan data penyebaran covid-19 di Indonesia per 27 Mei 2020 (23,851 + 686 kasus positif) membuktikan bahwa kasus covid-19 di Indonesia belum berada pada puncaknya dan cenderung naik.  Kebijakan pemerintah ini ditakuti akan cenderung mengarah ke Herd Immunity, yaitu pembukaan tempat-tempat umum sehingga masyarakat  terinfeksi virus dan akan menjadi kebal terhadap virus itu sendiri karena imun alami setiap manusia. Herd Immunity dinilai sangat berbahaya dan tidak manusiawi karena tidak mengutamakan kesehatan individu, belum lagi resiko kematian yang pasti akan besar.

 

[Penulis: Nathanael Chandra Kusuma]

Leave a comment