Nostradamus: Ramalan atau cocoklogi-cocoklogian?

January 12, 2023
adminviaduct

Seorang peramal dan segala ramalannya sungguh hebat bukan? Ya, bagaimana bisa mereka dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan? Sedangkan saya dengan segala rumus dan riset memprediksi siapa pemenang World Cup aja salah. Cukup soal bolanya, mari ngomongin soal peramal dan segala ramalannya. Nostradamus misalnya, yang katanya ramalannya relate sampe sekarang, masa sih?

Dibalik pengaruhnya (anak sekarang bilangnya influence) yang sampe sekarang, Prophecies of Nostradamus, dan Nostradamusnya sendiri, sebenernya rumus jadi peramal itu gak pernah berubah dari jaman baheula. Hah? Rumus? Bukannya peramal emang dilahirin dengan bakat yang entah gimana caranya bisa memprediksi masa depan?

Ramalan doi (Nonstradamus) selalu -SELALU- ditulis dengan bahasa – bahasa yang ambigu, mereka dikemas dalam istilah – istilah multitafsir sehingga bisa diterapin pada ratusan hal-hal yang berbeda. Dengan kata lain, doi gak pernah secara eksplisit nulis apa yang akan terjadi di masa depan.

Masih inget soal ramalan King Charles III? Nah, katanya sih Nostradamus udah pernah nulis soal itu di bukunya, Prophecies of Nostradamus, katanya; “Because they disapproved of his divorce, a man who, later, they considered unworthy, the people will force out the King of the Islands, a man will replace him who never expected to be king.” Lalu tibalah orang – orang yang mengkaiti tulisan ini dengan King Chales III, katanya Beberapa menganggap bagian itu merujuk pada Raja Charles III dan perceraiannya yang terkenal dengan Diana, Putri Wales. Mereka percaya bahwa berdasarkan ini, Raja akan turun tahta di tahun mendatang.

Simpelnya, ramalan dia itu gabungan antara ‘kebetulan’ (karena gak disebut secara spesifik maksud dia itu apa, dan saking banyaknya ‘ramalan’ yang dia tulis, jadi gak nutup kemungkinan ‘ramalan’ itu sebenernya cuma hal biasa aja yang bakal terjadi di maskyarat) dengan cocoklogi masyarakat.

Ketika ‘ramalannya’ gak terjadi, orang – orang akan ngomong, “Hmm.. sebenernya kalo kamu pikir, ini tuh artinya bukan begitu, tapi begini”, tapi ketika ‘ramalannya’ terjadi, baru deh orang-orang ngomong “TUH KAN BETUL, INI TERJADI KAYAK YANG DITULIS”.

Demikianlah alasan kenapa saya pribadi gak pernah percaya sama yang namanya ramalan. Well, sebenernya ada sih ramalan yang saya percaya. Ramalan cuaca contohnya :p. Kalo kalian gimana? Kalian percaya gak sama ramalan?

Oleh : Nathanael Chandra

Leave a comment