Timbulnya Kepedulian Bagi Pendaki

May 15, 2019
adminviaduct

Viaductpress.id – “Our mountain is clean” menjadi tagline acara Mahupala (Mahasiswa Hukum Pecinta Alam) Unika Atma Jaya Jakarta yang telah diselenggarakan di Gunung Prau, Bakulan, Dieng, Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, (17-20/12/2018)

Acara ini sudah sekian lama tidak lagi dilaksanakan. Mahupala telah membuat acara ini sebanyak 3 kali; pertama kali ke Kawah Ratu (1997), kemudian ke Gunung gede (2006), dan terakhir ke Gunung Prau (2018).

Acara pendakian ini dihadiri oleh 8 peserta yang datang dari berbagai kalangan masyarakat. Jauh dari yang ditargetkan memang, namun acara yang terselenggara ini bisa tetap berjalan dengan lancar.

Awal Mula Pendakian

Suasana dingin terasa dari basecamp “Patak Banteng” yang dijadikan titik berkumpul oleh para pendaki sebelum memulai pendakian. Biasanya para pendaki beristirahat atau menyiapkan diri sebelum memulai tracking. Yang pasti basecamp ini selalu dijadikan tempat berdoa para pendaki sebelum memulai perjalanan menyetubuhi indahnya Gunung Prau.

Pendakian tidak terlalu berat karena track yang tidak terlalu sulit untuk dilalui. Ada 3 Pos peristirahatan yang akan kita temui sebelum puncak gunung. Hawa dingin semakin memacu kita untuk terus mendaki, karena kalau kita terlalu lama berhenti untuk beristirahat maka suhu tubuh kita menjadi dingin. Banyak bergerak dapat menghangatkan suhu tubuh kita, ini juga salah satu cara untuk mencegah terjadinya hipotermia akibat cuaca dingin.

Kebiasaan Buruk Para Pendaki

“Banyak pendaki awam yang tidak bertanggung jawab, dan di atas juga ada larangan untuk tidak membuang sampah sembarangan namun masih dilanggar, itukan membuat resah pengurus dan pendaki lainnya. Seharusnya sampah bisa dibawa turun atau khusus untuk sampah basah bisa dikubur, tetapi sayangnya malah dibuang di mana-mana,” ujar Rocky Martin, sebagai ketua acara pendakian umum.

Sampai saat ini, kurangnya kesadaran masyarakat khususnya bagi pendaki awam, untuk tidak meninggalkan sampah di puncak gunung. Keberadaan sampah sangat mempengaruhi lingkungan di sekitar gunung, dan seharusnya gunung adalah tempat rekreasi bersama keluarga, kerabat, ataupun pacar untuk melepas penat dari kehidupan kota dan melepas kesibukan.

Pada kenyataannya alam sekarang tidak semenarik yang dibayangkan, banyak tangan-tangan usil yang membuat tempat menjadi terlihat kotor dan tidak layak dikunjungi.

“Pendaki yang tidak bertanggung jawab dengan sampah sama saja mengotori hatinya sendiri, bahwa lingkungan membutuhkan rasa cinta dari kita, saran buat pendaki di manapun kita berada untuk bisa mengasihi alam semesta, seperti kita mengasihi ibu kita sendiri,” kata Mas Pi, sebagai pengurus & penanggung jawab Gunung Prau.

“Sasaran dalam acara ini pastinya untuk orang-orang umum yang ada diluar sana, dari luar kampus atau dalam kampus, sebenarnya dibuat acara ini untuk mengajak masyarakat lebih peduli kepada lingkungan,” lanjut Rocky.

“Buat saya acara ini sangat bagus untuk dijalankan, selain itu saya merasa dibimbing dalam hal pendakian, karena ini pendakian pertama dan disini saya merasa seperti keluarga dirangkul, tidak ada perbedaan satu sama lain, apalagi worth it dengan harga 400 ribu kita sudah mendapatkan fasilitas yang harusnya gak kita dapatkan,” Ungkap Kristo peserta dari SMA Don Bosco 3, Cikarang.

[Penulis : Ida Bagus Ramanda Murti dan Blasius Dikarapunkka Parapansa]

1 comment

AGUNG INDRODEWO (MHPL.03.XXVII)
Reply

Terimakasih rekan2 Viaduct yg sudah meliput kegiatan Mahupala Unika Atmajaya Jakarta.. Sukses selalu buat Viaduct Unika Atmajaya Jakarta.. Tuhan senantiasa bersama kalian. \m/

May 15, 2019

Leave a comment